Membangun Sekolah Humanis: Terobosan PGRI dalam Pendidikan Berbasis Karakter

By
3

Dalam menghadapi tantangan sosial dan moral di era modern, pendidikan tidak lagi cukup hanya berfokus pada kemampuan akademik. Dunia sekolah perlu menjadi ruang yang membentuk karakter, menumbuhkan empati, dan menanamkan nilai kemanusiaan. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) memainkan peran penting dalam upaya ini dengan menghadirkan berbagai terobosan untuk mewujudkan sekolah yang lebih humanis dan berorientasi pada pembangunan karakter peserta didik.


1. Menegakkan Prinsip Pendidikan yang Mengutamakan Kemanusiaan

PGRI menekankan pentingnya pendidikan yang memanusiakan manusia. Dalam berbagai forum dan kebijakan internal, PGRI mendorong guru untuk tidak sekadar mengajar, tetapi juga membimbing dan mendidik dengan pendekatan yang penuh empati. Guru diajak menempatkan peserta didik sebagai individu dengan kebutuhan, potensi, dan latar belakang berbeda yang harus dihargai.


2. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Pelatihan Guru

Salah satu terobosan PGRI adalah menghadirkan pelatihan khusus tentang pendidikan karakter, pembelajaran sosial-emosional (SEL), dan manajemen kelas humanis. Pelatihan ini membantu guru memahami cara membangun hubungan positif dengan peserta didik, menciptakan suasana kelas yang nyaman, serta menanamkan nilai moral melalui keteladanan dan dialog yang konstruktif.


3. Mendorong Praktik Pembelajaran Humanis di Sekolah

PGRI membantu sekolah mengembangkan berbagai praktik pembelajaran yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, seperti:

  • pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning),

  • diskusi reflektif,

  • kegiatan kolaboratif yang menumbuhkan rasa saling menghargai,

  • serta pendekatan diferensiasi yang menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan tiap peserta didik.

Terobosan ini membuat proses belajar tidak lagi sekadar transfer pengetahuan, tetapi pembentukan kepribadian.


4. Mengkampanyekan Sekolah Bebas Kekerasan dan Perundungan

PGRI memegang peran utama dalam kampanye nasional untuk menciptakan sekolah yang aman dan bebas kekerasan. Melalui sosialisasi, penyuluhan, dan kolaborasi dengan pemerintah serta komunitas, PGRI memperkuat komitmen sekolah terhadap budaya positif. Guru dibekali strategi preventif dan kuratif untuk mencegah perundungan dan menangani masalah perilaku secara lebih humanis.


5. Penguatan Peran Guru sebagai Teladan Karakter

PGRI menempatkan guru sebagai figur teladan dalam pembentukan karakter peserta didik. Oleh karena itu, organisasi ini secara konsisten menekankan pentingnya integritas, kedisiplinan, dan etika profesi. Guru yang menunjukkan perilaku positif akan menciptakan atmosfer sekolah yang menumbuhkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian sosial.


6. Membangun Kolaborasi Sekolah, Orang Tua, dan Masyarakat

Sekolah humanis tidak dapat terwujud tanpa dukungan keluarga dan lingkungan sosial. PGRI melakukan berbagai program penguatan kolaborasi tiga pihak—guru, orang tua, dan masyarakat—melalui forum komunikasi, sosialisasi parenting, serta kegiatan sosial. Kolaborasi ini memastikan bahwa pendidikan karakter tidak hanya terjadi di kelas, tetapi juga terbentuk dalam kehidupan sehari-hari.


7. Inovasi Program Pembiasaan Positif di Sekolah

PGRI turut menginspirasi sekolah mengembangkan program-program pembiasaan yang mendukung nilai karakter, seperti kegiatan literasi pagi, doa bersama, gerakan peduli lingkungan, dan program mentoring antarsiswa. Kebiasaan positif yang dilakukan secara konsisten membantu peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang disiplin, peduli, dan bertanggung jawab.

ufabet1688