Digitalisasi Pendidikan: Strategi PGRI Menjawab Tantangan Era 5.0
By aggelikiEra Society 5.0 menghadirkan perubahan besar dalam pola hidup, bekerja, dan belajar. Teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan, menuntut transformasi signifikan agar sekolah dan guru mampu beradaptasi. Dalam konteks ini, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tampil sebagai motor penggerak utama yang mendorong digitalisasi pendidikan secara inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada kebutuhan nyata di lapangan.
1. Memperkuat Kompetensi Digital Guru
Salah satu fokus utama PGRI adalah peningkatan literasi digital tenaga pendidik. Melalui berbagai pelatihan, webinar, workshop, dan sertifikasi, PGRI memastikan guru tidak hanya mampu mengoperasikan perangkat dan aplikasi pembelajaran, tetapi juga memahami strategi pedagogis yang tepat dalam ruang digital.
Program-program seperti:
-
Pelatihan platform digital pembelajaran,
-
Penguasaan aplikasi evaluasi dan asesmen digital,
-
Pendampingan pembuatan media interaktif,
telah membantu guru menciptakan pembelajaran yang lebih menarik, relevan, dan efektif.
2. Mendorong Akses dan Pemerataan Teknologi
Transformasi digital hanya dapat berhasil jika seluruh daerah memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses teknologi. PGRI terus melakukan advokasi kepada pemerintah agar infrastruktur pendidikan digital—seperti internet cepat, fasilitas TIK, serta perangkat belajar—dapat menjangkau wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).
Selain itu, PGRI menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga dan sektor swasta untuk mendukung ketersediaan perangkat murah dan pelatihan gratis bagi sekolah-sekolah yang membutuhkan.
3. Mengembangkan Kurikulum Berbasis Teknologi
PGRI turut mendorong integrasi teknologi ke dalam kurikulum secara lebih sistematis. Tidak sekadar mengubah media, tetapi juga mengajak guru untuk:
-
menerapkan blended learning,
-
memanfaatkan big data untuk analisis pembelajaran,
-
menggunakan platform edutech sebagai alat diferensiasi pembelajaran,
-
memperkuat pembelajaran berbasis proyek dan kreativitas digital.
Pendekatan ini menjadikan teknologi sebagai penguat proses edukasi, bukan sekadar formalitas.
4. Menjaga Etika dan Keamanan Digital
Digitalisasi membawa tantangan baru seperti keamanan data, etika berinternet, dan penyalahgunaan teknologi. PGRI memberikan edukasi kepada guru dan siswa tentang:
-
literasi digital yang aman,
-
penggunaan perangkat secara bertanggung jawab,
-
perlindungan privasi,
-
pencegahan kekerasan siber (cyberbullying).
Dengan demikian, ekosistem pendidikan digital dapat berkembang secara sehat dan beretika.
5. Kolaborasi untuk Inovasi Berkelanjutan
PGRI memahami bahwa perubahan tidak bisa dilakukan sendiri. Oleh karena itu, organisasi ini memperkuat kolaborasi dengan:
-
pemerintah,
-
perguruan tinggi,
-
lembaga riset,
-
dan dunia usaha.
Tujuannya adalah menciptakan inovasi pembelajaran digital yang mudah diadopsi dan memberi dampak nyata bagi sekolah.
